Menikmati Senja di Desa Senteluk Nusa Tenggara Barat

Desa Senteluk berada di Kecamatan Batulayar Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jarak tempuh jika menggunakan kendaraan roda 4 dari kota Mataram sekitar 60 menit. Dengan kondisi jalan yang mulus membuat perjalanan terasa cepat. Lokasi desa yang terletak di pesisir pantai membuatnya mudah untuk di akses oleh pengunjung dari dan Kota Mataram yang menuju dermaga penyeberangan ke Gili Trawangan.

Kegiatan Wisata

Sunset di Desa Senteluk Nusa Tenggara Barat. Foto Oleh Kumparan

Pada umumnya kegiatan di desa ya sama seperti di desa-desa lainnya. Setiap pagi hingga sore masyarakat di Desa Senteluk memiliki beragam kegiatan seperti berangkat ke kebun, melaut hingga bekerja di perkantoran. Berbicara mengenai kegiatan masyarakat di Desa Senteluk tentu tidak jauh dari kegiatan wisata nya.

Kegiatan wisata di Desa Senteluk sebenarnya lebih didominasi dengan wisata edukasi. Karena berangkat dari melihat, mengikuti kegiatan keseharian masyarakat setempat wisatawan akan merasakan tinggal sementara dan ber-aktivitas seperti masyarakat di desa. Sebagai informasi bahwa Desa Senteluk sudah ditetepkan menjadi desa wisata dan perjalanan yang tidak mudah. Pemetaan dan pembuatan aktivitas yang layak untuk diikuti oleh wisatawan yang berkunjung.

Madu Trigona prduksi masyarakat di Desa Senteluk, Nusa Tenggara Barat
Madu Trigona produksi masyarakat di Desa Senteluk, Nusa Tenggara Barat

Ada beberapa kegiatan Wisata di Desa Senteluk diantaranya adalah:

  1. Menikmati Senja di Pantai Batu Layar
  2. Berkemah di Puncak Bukit Monceq
  3. Trigona Edu Farm
  4. Airsoftgun War
  5. Belanja Oleh-oleh di Store

5 Kegiatan Wisata Terbaik di Desa Senteluk diatas yang sudah paling siap jual dan dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung.

Ada kelompok pembudidaya lebah Trigona yang sudah cukup lama dan terlatih. Saat ini sedang mempersiapkan pembuatan cerita sebagai bahan untuk kepemanduan wisata di desa. Kegiatannya meliputi melihat kandang lebah, proses panen dan pengolahan pasca panen madu.

Kegiatan wisata di Desa Wisata Senteluk lainnya adalah berkemah di puncak bukit Monceq. Kenapa harus berkemah di Bukit Monceq? Di lokasi ini para pengunjung dapat menikmati suasana pemandangan alam berupa pemandangan laut dari ketinggian. Suasana asri juga dapat menjadikan wisatawan semakin nyaman dan berpeluang untuk memperlama waktu kunjungan. Di Bukit Monceq, pengunjung dapat menikmati momen matahari terbenam jika kondisi cuaca mendukung. Momen senja dapat lebih berkesan jika wisatawan menyempatkan diri untuk berkemah di Bukit Monceq.

Berkemah di Bukit Monceq merupakan salah satu aktivitas wisata di desa yang menjadi daya tarik utama. Selain menawarkan pemandangan alam, ternyata beragam aktivitas pendukung sebelum dan sesudah berkemah ada banyak hal yang dapat pengunjung dapatkan. Konsep penataan area kemah perlu diperhatikan karena bukaan area tidak luas. Dengan konsep minimalis namun tetap tidak menghilangkan sensasi petualangan tentu akan menjadi daya tarik tersendiri. Perkiraan lama berkunjung jika pengunjung akan berkemah sekitar 2-3 hari sudah cukup.

Melihat Sunset di Desa Senteluk. Foto Oleh Kumparan

Sepulang dari kegiatan berkemah, ada baiknya mampir ke Pantai Batu Layar dan menikmati olahan pangan hasil laut nya. Selain itu pergilah menuju pusat oleh-oleh di Desa Senteluk, disana ada banyak sekali produk yang dapat pengunjung beli sebagai oleh-oleh.

Tidak jauh dari kawasan pantai, terdapat area perumahan yang terbengkalai dan dijadikan arena peperangan dengan menggunakan airsoftgun. Ternyata kegiatan ini juga mengundang banyak pengunjung untuk bermain. Ini merupakan potensi dan peluang yang baik untuk mengadakan semacam pertandingan airsoftgun yang dikelola oleh desa.

Kampanye Sadar Wisata

Kampanye Sadar Wisata 5.0 di Desa Senteluk, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Alhamdulillah penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan Kampanye Sadar Wisata di Desa Wisata Senteluk. Berinteraksi dengan 15 perwakilan pemuda pilihan terbaik yang mewakili desa wisata dan memberikan materi yang terdapat di dalam modul pelatihan. Penulis memberikan pelatihan tersebut khusus membahas tentang Packaging dan Presentation.

Perwakilan dari Desa Wisata Senteluk berjumlah 15 orang yang aktivitas nya adalah memiliki konsentrasi dan minat terkait pariwisata. Ada banyak perwakilan dari BUMDes, POKDARWIS, nelayan, pengusaha rental mobil, peternak dan petani hingga Ibu-ibu pengrajin dan pembuat olahan makanan. Desa Wisata Senteluk lebih dulu berdiri dan sudah banyak pengalaman dalam menyelesaikan konflik dibandingkan Desa Gili Gede Indah yang merupakan peserta Kampanye Sada Wisata 5.0 di Lombok. Tetapi mereka bersedia berbagi kepada Desa Gili Gede Indah yang didominasi oleh pemuda supaya tetap semangat.

Adapun materi berupa packaging adalah bagaimana Desa Wisata mampu membuat produk wisata yang dapat dibeli oleh calon wisatawan. Lalu dilanjutkan dengan materi presentation yang merupakan lanjutan dari produk wisata tersebut haru bisa di jual dengan teknik-teknik tertentu. Salah satunya adalah pembuatan cerita atau story telling dari sebuah produk.

Kesemuanya tentu berdasarkan pemahaman masyarakat untuk menjalankan keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Masyarakat harus mampu sadar dan peduli tentang sustainable tourism. Setelah itu masyarakat perlu melakukan exploring di desa wisata nya untuk menemukan calon-calon produk wisata yang akan dibuatkan paket wisata. Dalam tahap exploring perlu dilakukan pemetaan yang baik demi menentukan pola rute perjalanan dan menentukan berapa lama waktu tinggal yang terbaik berdasarkan banyak nya aktivitas yang ada di desa.

Permasalahan utama di desa adalah belum dapat melakukan pemetaan dan menentukan aktivitas apa saja yang dapat membuat wisatawan mau tinggal lebih dari 1 hari. Aktivitas harus diciptakan lebih dari 6 jam minimal untuk sekali kunjungan. Kenapa harus lebih dari 6 jam? Penulis berasumsi bahwa 1 jam pertama akan dihabiskan untuk pertama kali datang ke desa dan persiapan untuk menjelajah. Lalu dilanjutkan dengan 2-3 jam berikutnya adalah kegiatan wisata di desa, kemudian dilanjutkan dengan makan siang 1 jam dan 1 jam kemudian adalah interaksi sebelum pengunjung pulang yang harus diambil perhatiannya adalah menjual produk desa.

Sungguh 6 jam itu waktu yang sangat sebentar sekali untuk kegiatan wisata di desa. Pertanyaan kemudian adalah, bagaimana cara meningkatkan waktu kunjungan supaya dapat lebih dari 6 jam? Jawabannya adalah perbanyak kegiatan wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Karakteristik wisata di desa itu berbeda seperti di pusat perbelanjaan dimana semua produk, harga, area dan kebutuhan nya sudah siap jual dan beli. Desa merupakan pusatnya aktivitas kehidupan asli yang mengedepankan berbagi pengalaman hidup dan ada interaksi. Pengalaman wisatawan pasti berbeda-beda dalam 1 rombongan wisata. Karena ini adalah experiences, dan inilah yang harus bisa dijual sebagai produk dan jasa.

Kolaborasi Antar Sektor

Penulis mewakili praktisi dari Pesonadesa.id bersama para narasumber yang berasal dari akademisi berbagi pengalaman dan memberikan sudut pandang yang positif terkait pengembangan Desa/Kampung Wisata.

Kepercayaan dari pihak Kemenparekraf kepada penulis merupakan kesempatan baik untuk semangat penulis dalam berbagi pengalaman kepada Pelaku Wisata di Desa Wisata Senteluk, Nusa Tenggara Barat.

Semoga opini penulis dapat memberikan manfaat, silahkan untuk melihat perkembangan program Kampanye Sadar Wisata 5.0 di @kampanyesadarwisata dan @pesonadesaid. Sampai bertemu di artikel selanjutnya di Desa Gili Gede Indah.

Leave a Reply

%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights